Ekipa.co – Apakah kamu pernah memimpikan memiliki startup yang tumbuh dan berkembang menjadi unicorn, decacorn, atau semacamnya? Jika iya, kamu perlu sampai pada fase scale up bisnis startup-mu.
Semua perusahaan dengan pertumbuhan tinggi berawal dari rintisan. Dari rintisan ia bergerak dan bertumbuh. Pada setiap fase pertumbuhan memiliki tantangannya masing-masing.
Kali ini kamu akan mendapatkan penjelasan tentang elemen penting yang dapat membantu kamu menghadapi tantangan pada fase scale up.
Baca Juga: IPO GoTo: Cara Mengikuti Jejak Scale Up Gojek dan Tokopedia
Siklus Hidup Bisnis Startup
Ada tiga fase pertumbuhan yang menjadi siklus perjalanan startup. Setiap fase ada tantangannya tersendiri. Jika kamu lulus menghadapi setiap tantangannya maka kamu bisa sampai pada tahap yang paling dinantikan para startup yakni scale up.
1. Fase Startup
Dalam fase Startup ini, kamu akan mendapatkan tantangan tentang bagaimana cara untuk menemukan bisnis model yang cocok dan bisa dikembangkan menjadi lebih baik dan besar lagi.
Baca Juga: Mendefinisikan Ulang Makna Inovasi
2. Fase Building Up
Setelah kamu menemukan bisnis model yang tepat dan product market fit maka tantangan selanjutnya adalah membangun tim dan organisasi, mendapatkan pendanaan dari angle investor, dan mencoba mendapatkan sebanyak mungkin daya tarik dari berbagai pihak.
Dalam fase ini kamu akan bertanya-tanya tentang apa yang akan kamu bangun? Apa yang akan startup-mu lakukan? Startup apakah yang kamu dirikan? Apa yang sebenarnya user butuhkan?
3. Fase Scale Up
Pada fase ini kamu sudah punya produk dan tim yang matang pula. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana membangun organisasi yang bisa beradaptasi dengan pertumbuhan perusahaan.
Sebelum memasuki fase scale up, startup-mu mungkin hanya memiliki 10 anggota tim saja. Namun, setelah mendapatkan pendanaan, kebutuhan akan anggota tim pun bertambah. Mau tak mau kamu perlu menambah anggota tim. Sekarang anggota tim baru yang kamu miliki tumbuh menjadi 100 orang dalam beberapa bulan.
Pertambahan anggota tim dalam waktu yang singkat akan mengubah banyak hal. Pendekatan yang biasa kamu lakukan untuk 10 orang anggota tim tentu berbeda jika diterapkan kepada 100 orang. Untuk itu kamu harus menangani tantangan ini dengan tiga elemen penting yang akan dibahas berikut ini.
Baca Juga: Cara Memulai Bisnis dari Nol dalam 7 Hari
Elemen Penting yang Harus Ada Saat Scale Up Bisnis Startup
Ketika produk sudah matang, tim bertambah, maka kamu harus punya strategi baru. Strategi baru itu ada dalam tiga elemen penting ini.
Tiga elemen penting ini akan membantu menguatkan organisasi startup-mu ketika bertumbuh semakin besar.
1. Agility (Ketangkasan)
Untuk memimpin perusahaan yang semakin besar skalanya, kamu butuh para pemimpin yang agile dan memiliki entrepreneurial mindset.
Organisasi atau perusahaan yang memiliki ketangkasan tentu tak hanya mempunyai pemimpin yang agile, tapi anggota tim atau co-worker yang agile pula.
Ketangkasan bisnis adalah tentang bagaimana bentuk struktur organisasi yang akan dibuat? Bagaimana membuat orang lebih bertanggung jawab akan perannya? Bagaimana menentukan arah organisasi?
Tak hanya itu, ketangkasan bisnis juga tentang bagaimana mengorganisir tim fungsional mulai dari Agile HR, Sales, Marketing, dan semisalnya.
Hal terpenting lainnya adalah bagaimana memastikan orang bekerja dan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang ingin perusahaan capai.
Baca Juga: Agile Software Development untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan
2. Priority (Prioritas)
Bagaimana kita tahu bahwa kita telah mengalami pertumbuhan pesat bila tak ada metrik yang kita definisikan? Setiap angka yang ada dalam metrik tersebut membutuhkan fokus dari organisasi.
Organisasi perlu tahu bagaimana cara menentukan prioritas. Karena prioritas adalah tentang bagaimana kita bisa fokus kepada hal yang benar untuk dilakukan.
Ketika kita masih ada dalam fase startup, akan banyak sekali pekerjaan yang rasanya perlu untuk diselesaikan. Kamu jangan mudah tergoda dengan itu. Kamu harus bisa memilih hal-hal mana yang penting dan pantas untuk didahulukan.
Demikian juga dengan anggota tim. Anggota tim perlu dilatih untuk bisa memprioritaskan hal paling penting terlebih dahulu. Dalam hal ini, pemimpin akan mencari cara atau framework yang bisa membantu mereka untuk fokus melakukan hal yang penting dan menyelesaikan permasalahan yang ada.
Baca Juga: Cara Scrum Framework Didesain dan Kondisinya
3. Culture (Budaya)
Budaya yang dimaksud dalam hal ini adalah bagaimana kita dapat menciptakan budaya kerja agar orang mau bekerja dengan kita.
Organisasi perlu mendefinisikan bagaimana nilai dan DNA kerja mereka. Nilai dan Agile DNA yang bagus akan menarik talenta-talenta terbaik dan dapat menstimulasi perilaku yang benar di seluruh level organisasi.
Baca Juga: Cara Membangun Startup Sukses dengan Corporate dan Venture Building
Bagaimana Ekipa dapat Membantu Scale Up Bisnis Startup-mu?
Membantu organisasi atau perusahaan untuk menjadi agile dan memiliki ketangkasan bisnis adalah misi dan ruh Ekipa. Sekarang ini Ekipa sedang membantu beberapa startup untuk scale-up bisnis-nya.
Kebutuhan startup yang akan scale up berbeda-beda. Satu contoh, startup yang baru saja mendapatkan pendanaan dan timnya bertambah berkali lipat. Untuk itu mereka memiliki kebutuhan bagaimana cara mengelola pertambahan anggota timnya dengan jumlah luar biasa.
Setelah kami identifikasi, mereka memerlukan kepemimpinan yang agile. Oleh karena itu, kami membantu mereka dengan program agile leadership.
Ada lima kemampuan kepemimpinan yang kami kembangkan yakni:
- Critical Thinking
- Accountability & Structure
- Situational Leadership
- Conflict Management
- Effective Coaching
Apakah startup-mu sedang memasuki fase scale up dan butuh bantuan? Ekipa siap membantumu.
Kami memiliki layanan Venture Grower yang akan membantu membesarkan startup-mu. Layanan yang akan kami berikan akan kami personalisasi sesuai dengan kebutuhanmu.
Bersama Ekipa, mimpi untuk scale up bisnis startup-mu menjadi unicorn, decacorn atau semacamnya akan semakin dekat.
