fbpx

3 Tantangan Besar yang Agile Coach Hadapi

Perubahan pasar sekarang makin tidak bisa diprediksi. Siapa yang menyangka beberapa tahun kita dilanda COVID-19 yang menyebabkan perilaku pasar berubah. Untuk menyikapi perubahan yang begitu cepat terjadi, sekarang perusahaan mencoba cara untuk bisa beradaptasi dengan lebih cepat, salah satunya dengan mengubah struktur organisasi yang tadinya masih tradisional menjadi organisasi yang agile.

Namun, apakah semudah itu untuk menjadikan sebuah organisasi menjadi organisasi yang agile? Tentu, tak semudah itu, apalagi perusahaan yang sudah berdiri dari beberapa puluh tahun lalu yang sudah mapan menghadapi perubahan struktur organisasi akan merasa resistan. 

Struktur yang ada di organisasi tradisional itu berbentuk piramida. Orang yang ada di pucuk piramida adalah para pemimpin yang punya jabatan paling tinggi dan semakin kebawah jabatannya semakin rendah. 

Struktur organisasi yang tradisional pun membuat orang hanya fokus bekerja pada divisi-divisinya atau terlalu silo, sehingga akan sulit untuk berkolaborasi.

Sedangkan jika perusahaan mengubah struktur organisasinya menjadi organisasi agile, jika digambarkan akan lebih seperti lingkaran. Orang-orang bisa saling berkolaborasi antara divisi satu dengan lainnya atau bekerja secara cross-function. Lantas bagaimana peran seorang pemimpin?

Ada beberapa kasus dimana perusahaan yang resistan terhadap perubahan cara kerja itu dikarenakan leader-nya takut kehilangan kekuasaannya. Padahal sebenarnya peran leader masih sangat dibutuhkan.

Leader dalam organisasi yang agile bertugas memberikan arah kemana perusahaan akan dibawa dan tim bisa saling berkolaborasi bersama untuk menuju arah tersebut. 

Untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam transformasi agile maka butuhlah peran seorang agile coach. Agile coach ini punya peran untuk membantu menciptakan dan meningkatkan proses implementasi agile di level perusahaan atau organisasi. 

Selain itu Agile Coach juga yang berperan untuk meyakinkan CEO dan manajemen atas serta karyawan di perusahaan untuk menerapkan nilai agile. Tak berhenti pada penerapan nilai agile saja, tapi juga mengarahkan para leader yang ada di middle management agar tidak melakukan micro-managing dan lebih baik memulai untuk memfasilitasi tim. 

Tantangan yang Sering Dihadapi Agile Coach saat Proses Agile Coaching

Apakah dengan adanya Agile Coach, proses transformasi agile akan berjalan dengan mudah? Tentu, tak semudah itu. 

Mengubah diri seseorang saja susah, apalagi ini mengubah puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang untuk mengubah caranya berpikir dan bekerja. Sungguh, tantangan yang patut diperjuangkan. 

Dalam sebuah laporan State of Agile Coaching Report Vol. 2.0 tahun 2022, dari survey yang dilakukan ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh para Agile Coach dalam proses transformasi agile. Secara visual, Anda bisa melihat grafiknya disini. 

Challenges of Agile Coaching, source: State of Agile Coaching Report Vol 2.0 tahun 2022

Ada lima besar tantangan yang dihadapi oleh para Agile Coach dan tiga tantangan teratas berasal dari internal perusahaan atau organisasi.

Mari kita bedah tiga tantangan teratas sesuai hasil survey dari State of Agile Coaching Report Vol. 2.0 tahun 2022. 

1. Kesulitan untuk Mengubah Budaya dan Cara Berpikir

Inilah tantangan terbesar dan justru ini datangnya dari para pemimpin tingkat atas karena kurangnya keterlibatan langsung dari pemimpinnya itu sendiri. 

Tak peduli pada tingkat tim, multi tim, bisnis, dan kepemimpinan, mengubah cara berpikir seseorang untuk berubah ke cara berpikir yang agile itu jadi tantangan terberat. 

Bahkan jika pimpinan atas sudah mulai berubah sedikit demi sedikit ke cara berpikir agile, masih saja ada pimpinan di level tengah (middle level leader) yang resistan dan susah untuk diajak berubah. Dalihnya, “Biasanya dengan cara seperti ini juga bisa berjalan lancar, kok.”

Tantangan lain yang sering terjadi, pimpinan itu merasa FOMO untuk menerapkan agile dan kurang memiliki visi yang jelas terhadap transformasi agile ini mau diarahkan kemana. Sudah, visi tidak jelas, tidak ada penyelarasan sampai ke level organisasi yang membuat orang merasa kesusahan untuk beradaptasi. 

Dan tentunya budaya command and control yang mengakar begitu kuat membutuhkan waktu dan kesabaran untuk membentuk cara berpikir individual. 

2. Struktur Organisasi yang Tidak Sesuai dengan Agile

Sebagaimana telah disinggung diawal bahwa struktur organisasi tradisional layaknya piramida dan struktur organisasi agile itu seperti lingkaran. 

Struktur organisasi juga ternyata menjadi salah satu tantangan terberat ketika menjalankan transformasi agile. Struktur organisasi yang ada membuat segala sesuatunya saling terikat dengan anggaran atau rencana tahunan.

3. Resistansi atau Penolakan dari Pihak Manajemen/Pimpinan

Keluhan yang seringkali dilontarkan oleh anggota tim adalah ketika eksekutif meminta semua anggota tim untuk menjadi agile tapi mereka tidak menyesuaikan ekspektasi mereka. Agile bukan seperti sulap dan sihir yang akan memberikan keinginan kita dalam kejapan mata. 

Terkadang ada juga pihak manajemen yang sudah mengetahui agile, tapi masih saja memaksa timnya untuk menjalankan cara yang lama saja.

Dan yang paling sering terjadi adalah pihak pimpinan atas meminta semua karyawannya untuk jadi lebih agile. Namun, itu hanya perintah dari jauh saja.

Pimpinan tersebut tak mau melibatkan diri dalam proses transformasi agile dan juga tidak memberikan contoh bagaimana penerapan agile mindset dan sebagainya. Jika pemimpinnya saja tidak memberikan contoh untuk menerapkan agile maka mudah bagi tim dibawahnya untuk ikut menyepelekannya. 

Apakah Anda Agile Coach yang Sedang Merasakan Tantangan Tersebut?

Setelah membaca tiga tantangan besar tersebut, apakah Anda juga merasakannya? Jika iya, lantas apa yang perlu Anda lakukan? 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Ekipa melalui Ekipa Academy sudah menyediakan jawabannya. 
Anda bisa memilih tiga pilihan paket pembelajaran intensif Agile Bootcamp dari Ekipa Academy. Materi yang akan diajarkan bukanlah sekedar teori, tapi materi berdasarkan dari para pemateri yang sudah terlibat langsung dalam transformasi agile perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.

We are moving website domains soon and look forward to sharing a brand new experience with you are Ekipa.co

We are moving our website domain soon and look forward to share a brand new experience with you at ekipa.co

  • 00Days
  • 00Hours
  • 00Minutes
  • 00Second
  • 00Days
  • 00Hours
  • 00Minutes
  • 00Second
Need help? Talk to us