fbpx

Bagaimana Cara Mengukur Produktivitas Tim dengan OKR?

Mana yang Anda pilih, tim Anda mengalami peningkatan produktivitas, tapi tidak menunjukkan performanya? Atau tim Anda tidak mengalami peningkatan produktivitas, tapi dari segi performanya meningkat? Nah, kali ini kita akan membahas tentang cara mengukur produktivitas atau pertumbuhan tim dengan OKR.

Mengapa OKR? Bukankah OKR hanya digunakan untuk menentukan tujuan atau target yang ingin kita capai? Ternyata, OKR bisa kita gunakan untuk mengukur pertumbuhan baik dari sisi produktivitas atau pertumbuhan tim.

Kalau Anda merasa penggunaan OKR ini rasanya seperti KPI yang dialihnamakan, maka penerapan OKR Anda masih ada yang perlu diperbaiki.

Ayo kita lanjutkan pembahasan tentang bagaimana OKR bisa membantu kita dalam mengukur produktivitas dan pertumbuhan tim. Inilah yang biasa Rudi Rahadia, seorang OKR & Agile Coach Development, lakukan untuk mengukur produktivitas dan pertumbuhan tim.

Pembahasan tentang bagaimana cara mengukur pertumbuhan dan produktivitas tim ini berdasarkan pengalaman dan materi yang Rudi Rahadia bagikan saat event bersama Agile Circles Indonesia.

Mengapa perusahaan perlu mengupayakan pertumbuhan tim? 

Performa atau pertumbuhan tim? Pertanyaan itu ibarat mana dulu antara ayam atau telur? Tapi, mari kita tidak perlu meributkan mana yang lebih tepat.

Ada yang berpendapat bahwa performa bisnis lebih diutamakan karena itu yang membuat bisnis hidup. Namun, ada yang berpendapat bahwa pertumbuhan tim itu juga penting karena tim yang termotivasi dan terus tumbuh dari sisi personal dan profesional akan membuat performa bisnis pun meningkat.

Jika pertumbuhan tim itu penting, apa saja alasan yang membuat pertumbuhan tim ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan? Menurut Rudi Rahadia berikut inilah beberapa alasannya.

1. Pertumbuhan Tim dalam Perusahaan Membantu Menarik Talenta Unggulan

Menurut survey dari Gallup, 59% anak millennial menyatakan bahwa faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam mendaftar ke sebuah perusahaan adalah ada tidaknya kesempatan bagi mereka untuk bertumbuh dari sisi karir, personal, atau pun profesional.

2. Karyawan yang Bertumbuh Akan Lebih Punya Rasa Keterlibatan dengan Perusahaan

Perusahaan mana yang tak mau mendapati karyawannya antusias dalam mengerjakan pekerjaannya dan merasa lebih terhubung dengan perusahaan. Nah, itu hanya didapat dengan adanya kesempatan bagi karyawan untuk bertumbuh.

Ketika tim atau karyawan semakin menjiwai kerjaannya di perusahaan, maka itu akan memberikan dampak positif ke bisnis juga.

3. Mempertahankan Karyawan Unggulan yang Sudah Ada

Masih menurut penelitian dari Gallup, bahwa tidak adanya kesempatan untuk bertumbuh dalam perusahaan membuat sebanyak 37,1% karyawan keluar dari perusahaan.

4. Meningkatkan Performa Bisnis

Ketika tim terus bertumbuh maka tim akan selalu terbuka dengan hal-hal baru, trend apa saja yang sedang terjadi, sehingga itu akan mendorong tumbuhnya budaya inovasi yang ujungnya bisa meningkatkan performa bisnis.

Hubungan Pertumbuhan Tim dengan Peningkatan Produktivitas

Dari beberapa alasan diatas, kita bisa lihat betapa pentingnya pertumbuhan tim, bukan? Bahkan menurut penelitian dari Gallup, seorang manajer yang tidak menunjukkan ketertarikan untuk membuat tim-nya bertumbuh maka akan membuat dua kali lipat timnya mengundurkan diri dalam waktu 12 bulan.

Apa jadinya jika tim tidak bertumbuh? Tentu produktivitas akan semakin terganggu. Beda halnya apabila tim merasakan rasanya bertumbuh, produktivitas pun akan ikut sejalan meningkat.

Ada tiga elemen pertumbuhan yang perlu dirasakan oleh tim

  1. Experience (Pengalaman). Tim didorong untuk tidak hanya mengerjakan pekerjaan business as usual (BAU), tapi ia butuh pengalaman baru yang membuatnya lebih tertantang hingga termotivasi.
  2. Exposure. Masih ada kaitannya dengan elemen pengalaman diatas. Tim perlu didorong untuk bekerja dan berkolaborasi dengan tim dari berbeda divisi (cross-function) agar tim bisa mendapatkan ilmu baru.
  3. Education (Pendidikan). Tim perlu update dengan berbagai ilmu dan tren baru. Caranya bisa dengan mengikuti kelas, workshop, conference, atau semisalnya.

Jika dalam masa bertumbuh, tim merasakan ketiga elemen pertumbuhan itu, maka akan berimplikasi pada produktivitas kerja dan meningkatkan performa bisnis.

Produktivitas kerja diukur dari apa saja? 

Bagi perusahaan jawaban dari indikator produktivitas kerja itu apa? Maka jawabannya adalah kenaikan performa bisnis khususnya revenue atau pendapatan dari perusahaan. Namun, jika mendengar jawaban dari sisi perusahaan akan membuat perusahaan terlihat tak humanis dan hanya mengeksploitasi tim demi angka pendapatan.

Ada tiga komponen yang biasanya menjadi indikator produktivitas kerja yaitu:

Elemen untuk mengukur produktivitas tim. Sumber: Materi Rudi Rahadia pada event Measuring team’s growth with OKR
  1. Kebutuhan Bisnis
  2. Aspirasi/Motivasi
  3. Keterampilan/Kekuatan

Ketiga elemen ini harus seimbang dan pertumbuhan tim ada pada perpotongan ketiga elemen tersebut.

Bila hanya mengukur dari sisi kebutuhan bisnis dan keterampilan/kekuatan maka ini hanya menunjukkan performa dan penilaian ini lebih menguntungkan perusahaan tapi dalam jangka waktu yang pendek.

Lalu apabila elemen yang diukur adalah dari sisi motivasi/aspirasi dan keterampilan/kekuatan maka itu akan menunjukkan kebahagiaan dari sisi tim saja.

Dan apabila elemen yang diukur adalah sisi kebutuhan bisnis dan motivasi/aspirasi maka hal yang terlihat adalah business as usual, tim hanya mengerjakan hal itu-itu saja yang mana ini tidak memberikan keuntungan bagi tim dan perusahaan dalam jangka waktu yang lama.

Sehingga yang ideal adalah sweet spot dari sisi kebutuhan bisnis, keterampilan/kekuatan, dan motivasi/aspirasi.

Nah, dari ketiga elemen kita bisa menyambungkannya dengan OKR. OKR perlu melingkupi pencapaian bisnis, pengembangan keterampilan, dan aspiratif.

Sekilas tentang OKR

Apakah Anda sudah mengenal apa itu OKR dan apa sebenarnya keuntungan memakai OKR?

Kalau Anda baru tahu OKR hanya untuk level perusahaan dan organisasi, maka lewat artikel ini kami memberitahukan bahwa OKR pun bisa digunakan untuk level individu.

OKR memang biasa digunakan untuk mencapai target perusahaan, tapi juga bisa digunakan untuk individu.

Ingat ya, jika OKR Anda masih rasa KPI yang dibagi-bagi sesuai periode waktu maka itu belum bisa disebut sebagai OKR.

Mari kita kilas balik pengertian dari OKR itu sendiri. OKR merupakan singkatan dari Objective and Key Result.

Objective merepresentasikan apa yang sebenarnya ingin kita raih atau capai?

Key Result merepresentasikan bagaimana cara kita mencapai tujuan dan mengukur sudah sejauh mana kita mencapai tujuan tersebut

Formula dari OKR ini sangat sederhana, yakni

Saya ingin mencapai [objective] yang bisa diukur dengan [key result]

Contoh penggunaan OKR dalam kehidupan sehari-hari adalah

Saya ingin punya tubuh yang ideal yang bisa diukur dengan berat badan maksimal 50 kg, body fat 25%, dan waist-nya 80 cm pada akhir tahun 2023.

Sudahkah Anda membuat OKR dengan formula seperti itu?

Hal yang perlu ditekankan adalah OKR ini objective-nya ambisius dan jika objective-nya masih biasa-biasa saja dibandingkan dengan target sebelumnya, maka itu belum OKR.

Bagaimana cara implementasinya? Anda bisa belajar bagaimana Telkom mengimplementasikan OKR.

Jenis-Jenis OKR

Tahukah Anda bahwa OKR ada tiga jenisnya?

1. Committed OKR

Banyak orang yang salah kaprah akan Committed OKR ini. Committed OKR ini adalah OKR yang diharapkan dapat bisa dicapai 100%. Salah kaprahnya adalah karena orang merasa harus tercapai 100% maka dalam pembuatannya, OKR tersebut tidak ditingkatkan atau stretch. Jika objective-nya tidak di-stretch maka dimana sisi ambisiusnya?

Meskipun Committed OKR, OKR haruslah perlu di-stretch dan tak harus full 100%. Mungkin bisa hanya 30% atau 40%.

2. Aspirational OKR

Dalam membuat Aspirational OKR ini perlu dibuat objective yang shot to the moon. Atau bisa kita katakan objective-nya punya titik capai yang tinggi sehingga memicu motivasi tim untuk mencapainya.

Nah, berbeda dengan committed OKR, aspirational OKR ini tidak harus tercapai 100%. OKR ini sudah dikatakan tercapai dengan baik apabila mencapai 70%-80%.

3. Learning OKR

Ini adalah jenis OKR dimana ketika kita membuat tujuan itu belum ada goal benchmark atau sederhananya belum ada orang yang menggunakan OKR ini dan kita baru memulai percobaan untuk membuat tujuan baru yang belum pernah dibuat.

Dari ketiga OKR diatas hal yang membuatnya berbeda adalah ekspektasi terhadap ketercapaian OKR tersebut.

Bagaimana OKR membantu mengukur produktivitas tim kerja? 

OKR punya lima manfaat utama yang sangat membantu dalam mengukur produktivitas tim kerja yakni

  1. Fokus
  2. Alignment
  3. Komitmen
  4. Tracking
  5. Stretching

Dari lima manfaatnya itu coba kita ingat kembali tiga elemen yang bisa jadi pengukuran produktivitas yakni dari kebutuhan bisnis, keterampilan, dan motivasi.

Jika memosisikan OKR sebagai sarana pertumbuhan maka

  1. OKR mendukung elemen kebutuhan bisnis dengan experience.
  2. OKR mendukung elemen keterampilan/kekuatan dengan exposure.
  3. OKR mendukung elemen aspirasi/motivasi dengan education.

Lantas, pertanyaannya bagaimana cara agar OKR ini bisa membantu mengukur produktivitas tim? Caranya adalah sebelum pembuatan OKR tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini

Kebutuhan BisnisKeterampilan/KekuatanAspirasi/Motivasi
Apakah tujuannya itu stretch ke tim?Apakah OKR itu memerlukan tim untuk belajar dari tim/divisi lainnya?Apakah OKR ini memerlukan tim untuk belajar dari berbagai sumber lainnya?
Apakah tujuan itu merepresentasikan perubahan yang signifikan?Apakah OKR tersebut mendorong tim untuk berkolaborasi dengan tim?Apakah OKR ini mendorong tim untuk meningkatkan kapasitas dirinya?
Apakah hasil dari tujuan (outcome) itu penting?
Apakah tim merasa prestise dan bangga ketika mencapai tujuan tersebut?
Pertanyaan sebelum menentukan OKR

Bagaimana cara perusahaan Anda mengukur produktivitas tim kerja?

Apa yang sudah perusahaan atau organisasi Anda lakukan untuk mengukur produktivitas tim? Mulailah dari awal yakni penentuan tujuan menggunakan OKR, lakukan pertemuan untuk melakukan alignment OKR dari setiap level, mulai dari C-Suite hingga ke level staff.

Dan jangan lupa untuk melakukan tracking sudah sejauh mana tujuan yang ditentukan diawal itu tercapai. Bila perusahaan atau organisasi Anda masih belum memahami implementasi OKR secara keseluruhan maka Agile Coach Ekipa akan bersedia untuk membimbing Anda. Ekipa bisa menyediakan OKR training dan coaching untuk Anda.

Anda juga bisa membaca informasi terkait OKR yang telah kami kumpulkan dalam satu wadah yakni OKR ebook. Anda bisa mengunduhnya secara gratis.

We are moving website domains soon and look forward to sharing a brand new experience with you are Ekipa.co

We are moving our website domain soon and look forward to share a brand new experience with you at ekipa.co

  • 00Days
  • 00Hours
  • 00Minutes
  • 00Second
  • 00Days
  • 00Hours
  • 00Minutes
  • 00Second
Need help? Talk to us