fbpx

Scrum: Strategi Jitu Kembangkan Produk

Ekipa.co – Sobat agile, apa yang terlintas dalam pikiranmu ketika mendengar kata Scrum? Akhir-akhir ini istilah tersebut menjadi sangat populer. Bisa dibilang Scrum adalah kerangka kerja agile yang paling banyak digunakan saat ini.

Keunikan dan kekhasan dari Scrum adalah kesederhanaannya. Dengan menggunakannya, kamu bisa membangun tim yang agile dengan mudah. Karena metode di dalamnya memberikan kejelasan akan apa yang harus dilakukan oleh tim.

Nah, apakah kamu penasaran seperti apa itu Scrum dan bagaimana detailnya? Tenang, dalam artikel ini kamu akan menemukan jawabannya.

Baca juga: Berencana Start Agile? Kamu Wajib Baca 2 Buku Agile Ini!

Apa Itu Scrum?

scrum adalah
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Tak kenal maka tak sayang, maka sebelum kamu bisa mendapatkan manfaatnya, sebaiknya kamu perlu mengenal apa itu Scrum.

Sudahkah kamu tahu siapa yang menemukan atau mempopulerkan Scrum? Kemunculan Scrum ini dipopulerkan oleh Jeff Shuterland dan Ken Scwhaber dengan tujuan untuk mennya gatasi masalah atau projek yang kompleks dengan mengirimkan produk yang bernilai tinggi.

Dasar pengembangansendiri merujuk pada teori empirisme dimana pengetahuan yang kita dapatkan berasal dari pengalaman dan keputusan yang kita ambil berdasarkan atas segala hal yang kita ketahui.

Sehingga bila didefinisikan, Scrum adalah sebuah kerangka kerja yang membantu orang-orang untuk menghadapi masalah yang kompleks dalam pengembangan produk sehingga produk yang dihasilkan nanti memiliki value terbaik.

Cara kerja Scrum adalah mengedepankan pengembangan produk secara iteratif sehingga produk bisa segera dan sesering mungkin dirasakan oleh customer dan kita sebagai pengembang produk bisa segera mendapatkan feedback dari customer tersebut.

Awalnya framework ini hanya digunakan untuk pengembangan perangkat lunak (software) saja, tapi sekarang Scrum bisa kamu gunakan untuk segala jenis pengembangan produk.

Apalagi dengan adanya pandemi ini, semakin banyak bisnis yang mau tak mau perlu melakukan pivot bisnisnya. Dari konvensional ke digital misalnya dan adanya framework ini sangat membantu para pelaku bisnis dalam menghadapi krisis seperti ini.

Baca juga: Apa itu Agile dan Bagaimana Perusahaan Bisa Bertransformasi Lebih Cepat dan Produktif dengannya.

Tiga Pilar Empirisme dalam Scrum

pilar agile
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Apa yang dimaksud dengan empirisme? Secara singkat makna dari empirisme adalah melakukan segala sesuatu atau pekerjaan berdasarkan pengalaman, data, fakta, atau bukti.

Scrum menerapkan teori empirisme dalam cara kerjanya, sehingga segala sesuatu yang dilakukan memiliki dasar entah itu berupa fakta, data, atau bukti empiris. Sehingga pengambilan keputusan tidak berdasarkan asumsi belaka, harus memiliki dasar yang kuat.

Ada tiga pilar empirisme dalam Scrum yang perlu diterapkan. Apa sajakah itu?

Transparansi

Makna dari transparansi di sini adalah menyampaikan dan menyajikan fakta yang terjadi apa adanya. Segala sesuatu yang terjadi dalam proses Scrum maka semua anggota scrum team hingga stakeholder perlu tahu dan dilibatkan. Antar anggotanya bisa mengetahui apa yang dikerjakan oleh anggota tim lainnya, tidak ada hal yang disembunyikan baik kabar baik maupun kabar buruk. Anggota tim juga bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bersama.

Inspeksi

Dalam Scrum inspeksi dilakukan oleh seluruh anggota tim, bukan inspeksi atau audit dari pihak eksternal. Inspeksi bisa mencakup seluruh aspek yang sedang dikerjakan seperti produk, proses, sumber daya manusia, praktek di lapangan, dan perbaikan terus menerus. Tentu saja, inspeksi berbeda dengan judgmental. Maksudnya seperti apa? Misalkan ada tugas dari anggota tim yang belum selesai pada akhir waktu sprint, sebagai sesama anggota tim tidak boleh langsung memberikan penilaian tidak baik pada anggota tim yang tugasnya belum selesai itu. Sebaiknya ditanyakan penyebab mengapa tugasnya belum selesai dan jangan sungkan untuk memberikan dan menawarkan bantuan.

Adaptasi

Setelah melakukan inspeksi maka anggota tim perlu bersiap dengan adanya perubahan yang terjadi. Sehingga adaptasi menjadi pilar ketiga. Ketika ada perubahan seperti requirement yang berubah atau adanya feedback dari customer maka anggota tim bisa segera melakukan perbaikan dan peningkatan berkelanjutan. Pertanyaan yang perlu ditanyakan secara teratur pada setiap sprint-nya adalah apakah hari ini kita lebih baik dari kemarin dan apa yang bisa kita tingkatkan?

Tiga pilar empirisme itu adalah cara untuk semua anggota tim untuk mengetahui tugas apa saja yang dikerjakan oleh anggota tim lainnya sehingga anggota tim lainnya bisa memberikan feedback dan menawarkan bantuan apabila diperlukan.

Baca Juga: Mengapa Perusahaan Perlu Menggunakan Agile di Tahun 2023?

Peran dalam Scrum yang Perlu Kamu Ketahui

development team
Photo by Markus Spiske on Unsplash

Pertanyaan selanjutnya adalah peran apa saja yang membantu lancarnya Scrum dalam proses pengembangan produk?

Dalam Scrum setidaknya ada tiga komponen yang berperan, siapa sajakah mereka?

1. Product Owner

Dalam setiap proyek pengembangan produk dibutuhkan adanya product owner. Siapa itu product owner? Bisa dibilang product owner layaknya leader dalam sebuah tim. Seorang product owner harus orang yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. Sehingga bila terjadi perubahan requirement atau adanya adaptasi lainnya maka bisa segera bertindak mengambil keputusan.

Bila didefinisikan, product owner adalah orang yang paling menentukan misi atau nilai bisnis dari produk yang sedang dikembangkan. Mereka bertanggung jawab atas tugas-tugas berikut ini:

  • Merumuskan masalah yang dihadapi oleh user di dunia nyata dan membuat solusinya menggunakan teknologi digital.
  • Memimpin riset validasi masalah, riset produk, dan riset pasar.
  • Menyusun strategi agar produk yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pasar (product-market fit)
  • Memaksimalkan laba investasi dari pengembangan produk.
  • Menyuarakan ketertarikan dari pengguna.

Itulah beberapa tugas dari seorang product owner. Ekipa sudah memberikan penjelasan lengkap tentang apa itu product owner dan tugas-tugasnya di Ebook Start Agile yang bisa kamu unduh secara gratis.

Lantas, siapa saja yang berhak menjadi product owner? Biasanya orang yang menjadi seorang product owner berasal dari bagian marketing, product management, atau orang yang memiliki pemahaman mendalam tentang pengguna, marketplace, persaingan bisnis, dan tren masa depan terkait produk yang sedang dikembangkan.

Baca Juga: Sertifikasi Agile Scrum Master Terbaik di Indonesia

2. Scrum Master

Sosok Scrum master adalah orang yang berperan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dari agile dan menerapkannya ke dalam scrum team.

Scrum master memiliki peran untuk menjelaskan agile kepada para stakeholder. Seorang master tersebut diharapkan juga menjadi seorang penasehat atau coach bagi product owner. Bagi tingkat organisasi, seorang sang master diharapkan menjadi fasilitator dalam menghadapi perubahan. Sedangkan bagi development team, seorang profesional ini diharapkan menjadi seorang coach atau orang yang membantu menghilangkan hambatan yang dialami oleh development team.

Pada intinya seorang scrum master memiliki tugas untuk mengajarkan kepada customer bagaimana cara bekerja dengan menggunakan Scrum. Ia juga memberikan nasehat kepada seorang product owner tentang bagaimana cara untuk berkolaborasi dengan orang-orang yang terlibat dalam framework ini.

Skill yang dibutuhkan untuk menjadi seorang scrum master adalah perasaan empati dan kemampuan untuk memberikan pelatihan terkait agile.

Baca juga: 2 Tips Penting Membangun Organisasi Agile

3. Development Team

Siapa yang dimaksud dengan development team? Awal mulanya development team adalah orang-orang yang berperan sebagai seorang programmer.

Namun, semenjak dikeluarkannya Scrum guide tahun 2021 yang dimaksud dengan development team adalah orang-orang yang berkontribusi membantu tim dalam mencapai sprint goal. Istilah development team pun sekarang telah berubah menjadi istilah developers.

Siapa saja yang masuk ke dalam development team? Development team bisa mereka yang berperan sebagai designer, tester, atau pun programmer.

Baca Juga : 5 Cara Praktis Kenalkan Scrum Kepada Development Team

Apa Saja yang Termasuk dalam Scrum Event?

scrum event
Photo by Teemu Paananen on Unsplash

Sebelum kita menggali lebih jauh tentang Scrum Event, kita akan berkenalan terlebih dahulu dengan Sprint. Bisa dibilang Sprint adalah jantung dari Scrum.

Sprint adalah batasan waktu yang ditentukan dalam setiap pengembangan produk sampai produk siap untuk digunakan oleh user. Batasan waktu dalam Sprint paling lama satu bulan dan bisa kurang dari itu.

Batasan waktu yang ada dalam Sprint membantu tim untuk fokus terhadap prioritas pekerjaan mana dulu yang akan diselesaikan. Nah, kaitannya dengan Scrum Event itu apa?

Kaitan antara Scrum Event dan Sprint adalah bisa dibilang Scrum Event sebagai seremonial yang sejalan dengan berlangsungnya Sprint.

Jadi apa saja yang termasuk ke dalam Scrum Event?

1. Sprint Planning

Sprint planning ini biasanya dilaksanakan pada awal sprint yakni pada hari Senin. Apa saja yang dibahas dalam sprint planning? Hal utama yang dibahas tentunya adalah objektif atau tujuan apa yang ingin dicapai dalam sprint kali ini. Tujuan atau objektif ini biasa disebut dengan sprint goal.

Adanya sprint planning membantu scrum team untuk fokus mengerjakan tugas-tugas yang menunjang tercapainya objektif atau tujuan yang sudah ditentukan.

Siapa saja yang harus hadir saar sprint planning ini? Tentunya yang perlu hadir adalah product owner karena product owner memiliki tanggung jawab untuk menentukan sprint goal, kemudian scrum master, dan juga development team.

Sprint goal yang ditentukan harus spesifik dan bisa diukur. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang membantu untuk merancang sprint goal:

  • Apa yang ingin kita capai dalam sprint kali ini?
  • Bagaimana kita dapat meraih tujuan tersebut?
  • Bagaimana cara kita mengukur apakah yang kita sudah mencapai tujuan tersebut?

2. Daily Scrum

Daily scrum adalah rapat rutin harian yang durasinya singkat, kurang lebih sekitar 15 menit yang digunakan oleh development team untuk menjawab tiga pertanyaan berikut ini:

  • Apa yang sudah dilakukan kemarin?
  • Apa yang akan dilakukan hari ini?
  • Apakah saya memiliki hambatan dalam mengerjakan tugas?

Tujuan utama dalam pelaksanaan daily scrum ini adalah untuk menciptakan keselarasan dan visibilitas antar anggota tim tentang berapa banyak pekerjaan yang sudah diselesaikan dan seberapa banyak yang tersisa untuk segera diselesaikan.

Siapa saja yang menghadiri daily scrum ini?

  • Development team
  • Ahli teknis (opsional)
  • Scrum master (opsional)
  • Product owner (opsional)

Baca juga: Agile Software Development untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan

3. Sprint Review

Sprint review biasanya diadakan di akhir waktu sprint. Tujuan utama dari sprint review adalah untuk menunjukkan bahwa aplikasi atau produk yang kita kembangkan itu bernilai dan bermanfaat.

Hal yang biasanya dilakukan saat sprint review adalah sebagai berikut:

  • Mendemonstrasikan pekerjaan yang sudah dikerjakan.
  • Mencari feedback dan update sprint backlog.
  • Menerima atau menolak pengiriman produk.

Siapa saja yang perlu hadir dalam sprint review ini? Orang-orang yang perlu hadir sama dengan saat sprint planning.

4. Sprint Retrospective

Definisi Sprint retrospective ini biasanya dilakukan setelah sprint review dan sebelum sprint planning. Sprint Retrospective ini menjadi kesempatan bagi scrum master untuk menginspeksi diri sendiri dan merencanakan peningkatan apa yang akan dilakukan pada sprint selanjutnya.

Tujuan dari Sprint Retrospective adalah sebagai berikut:

  • Menginspeksi sprint yang sudah dijalankan terkait dengan orang-orangnya, hubungan antar anggota tim, proses, dan alat yang digunakan.
  • Mengidentifikasi apa yang berjalan dengan baik dan apa yang berpotensi menjadi hambatan.
  • Membuat perencanaan untuk mengimplementasikan peningkatan dalam cara kerja scrum team.

Inti yang diharapkan dari sprint retrospective adalah scrum team bisa menyampaikan kendala apa saja yang terjadi dan pada akhir sesi diharapkan ada action list yang akan ditindaklanjuti.

Baja juga: Mengepa Retrospective Kita Gagal? Ini Penyebabnya

Mengenal Scrum Artifact

Sprint Retrospective
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Apa yang dimaksud dengan Scrum Artifact? Scrum artifact didesain khusus untuk memaksimalkan transparansi dari kunci informasi sehingga semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama tentangnya. Secara singkat Scrum Artifact adalah semua pekerjaan atau value yang dihasilkan selama sprint berjalan.

Ada tiga scrum artifact utama yang perlu sobat agile tahu, apa sajakah itu?

1. Product Backlog

Definisi Product backlog adalah daftar urutan yang sudah diurutkan sesuai dengan prioritas terkait informasi apa saja yang dibutuhkan dalam proses pengembangan produk. Product backlog ini bersifat dinamis, tergantung kebutuhan dari produk.

Apa saja yang masuk dalam product backlog? Item-item yang termasuk dalam product backlog adalah atribut dari deskripsi, permintaan, estimasi, dan nilai (value).

Siapa yang bertanggung jawab terhadap product backlog? Product owner-lah yang bertanggung jawab terhadap isi elemen dari product owner termasuk kontennya dan pengurutannya berdasarkan prioritas.

2. Sprint Backlog

Definisi Sprint backlog adalah kumpulan dari item product backlog yang sudah diseleksi dan diprioritaskan masuk ke dalam sprint sekaligus sebagai perencanaan dari peningkatan produk dan merealisasikan Sprint Goal.

Manfaat Sprint Backlog adalahmenampilkan semua pekerjaan yang telah diidentifikasi oleh development team dan sekiranya bisa menunjang tercapainya Sprint Goal.

3. Product Increment

Product increment adalah semua item product backlog yang telah diselesaikan selama sprint berlangsung dan dikombinasikan dengan increment yang telah diselesaikan pada sprint sebelumnya.

Pada akhir sprint, yang dimaksud dengan increment baru adalah produk yang sudah bisa bekerja dengan baik, terlepas dari apakah product owner akan segera merilisnya atau tidak.

Baca juga: Agile Maturity Assessment Tool, Know your Maturity Level for Free

Kesimpulan

Dari penjelasan detail di atas maka tidak diragukan lagi bahwa Scrum adalah kerangka kerja jitu untuk mengembangkan produk seefektif dan seefisien mungkan. Bahkan framework ini bisa menjadi andalan saat development team menghadapi krisis.

Apakah kamu tertarik untuk mendalami Scrum? Kamu bisa belajar lebih lanjut lagi di e-learning scrum master Ekipa yang dibawakan oleh agile coach Ekipa.

Kalau sobat agile butuh referensi mendalam tentang Scrum atau agile, Ekipa telah menyiapkan ebook Start Agile khusus untuk kamu, gratis!

Selamat mengembangkan produk terbaikmu dengan Scrum ya!

We are moving website domains soon and look forward to sharing a brand new experience with you are Ekipa.co

We are moving our website domain soon and look forward to share a brand new experience with you at ekipa.co

  • 00Days
  • 00Hours
  • 00Minutes
  • 00Second
  • 00Days
  • 00Hours
  • 00Minutes
  • 00Second
Need help? Talk to us